Legenda Vampire boleh dibilang sama tuanya dengan kebudayaan manusia itu sendiri. Kita sendiri lebih mengenal makhluk ini dari film-film Holywood. Tapi apakah ada vampire di masa modern ini?
Legenda makhluk penghisap darah ini tersebar di hampir semua bagian dunia, dan karena itu, tentu akan sangat sulit menyangkal keberadaannya.
Vampire dalam sejarah
4.000 tahun yang lalu, penduduk Assyiria dan Babylonia kuno sudah mengenal figur dewi yang sangat ditakuti bernama Lamastu. Dewi iblis ini dipercaya memangsa manusia, menghisap darah dan menyebarkan penyakit.
Sedangkan dalam kebudayaan Yahudi, dikenal figur yang disebut Lilith. Dalam legenda para Vampire, Lilith ini dipercaya sebagai Vampire pertama yang ada di dunia. Ia digambarkan sebagai seorang wanita iblis yang suka datang pada malam hari untuk mencuri bayi atau janin yang masih dalam kandungan. Kisah Lilith kemungkinan memang terinspirasi dari Lamastu mengingat kaum Yahudi pernah dibuang ke Babylonia ribuan tahun yang lalu.
Namun, kebanyakan dari kita tidak mengenal Lamastu atau Lilith. Kita lebih mengenal figur Vampire yang terkenal seperti Dracula. Vampire jenis ini, yang sering kita tonton lewat film, kebanyakan memang dipengaruhi oleh vampire versi Eropa.
Pada abad 17 dan 18, histeria vampire pernah menyapu Eropa. Banyak penduduk Eropa yang melaporkan melihat keluarga mereka yang telah meninggal hidup kembali dan berjalan di pedesaan serta menyerang penduduk lainnya.
Histeria ini kemudian menyebabkan pemerintah turun tangan. Mereka membongkar kuburan tersangka vampire, menusuk dada mayat itu dengan batang kayu tajam dan membakar mayat tersebut. Ketakutan akan vampire menyebar ke seluruh Eropa sehingga menyebabkan vampire menjadi sebuah objek spekulasi akademis, puisi, lukisan dan bahkan karya sastra. Novel Dracula karya Bram Stoker adalah salah satunya.
Bram Stoker menyeleksi beberapa kisah vampire dan kemudian menambahkan beberapa detail ciptaannya yang kemudian menjadi standar karakter bagi vampire modern. Dari Bram Stoker juga, beberapa karakter vampire yang unik ditambahkan. Misalnya Vampire, dalam hal ini dracula, tidak memiliki refleksi bayangan diri di cermin. Padahal kisah-kisah rakyat Eropa malah menceritakan kalau vampire adalah tokoh narsis yang suka terpesona dengan wajahnya ketika bercermin.
Setelah Bram Stoker, karakter vampire mulai berevolusi di tangan para penulis dan pembuat film Holywood yang muncul belakangan, seperti Anne Rice, Joss Whedon atau Stephenie Meyer.
Lalu pertanyaannya sekarang adalah, adakah vampire di dunia ini pada masa sekarang?
Cukup luar biasa, karena untuk mencari vampire di masa modern, saya menjelajah dunia internet dan menemukan sangat banyak website yang dibuat oleh mereka yang mengaku sebagai vampire.
Namun, semua website tersebut mengakui kalau penggambaran karakter vampire dalam film-film Holywood adalah berlebihan. Menurut mereka, vampire adalah manusia biasa yang karena alasan tertentu memiliki satu atau lebih karakter vampire Holywood.
Dalam film-film, vampire digambarkan sebagai mayat yang hidup kembali, memiliki taring, menghisap darah, terbakar oleh sinar matahari, takut dengan bawang putih dan relik keagamaan seperti salib atau air suci. Mereka juga dipercaya sebagai makhluk abadi, bisa terbang, bertenaga kuat, berwajah pucat dan tidur di peti mati. Jika menghisap darah, mereka akan mengincar leher korban dan korban tersebut akan berubah menjadi vampire juga.
Jika kalian bertanya, adakah makhluk yang memiliki semua karakteristik di atas di dunia ini? Saya akan menjawab tidak ada. Karakter-karakter di atas adalah karakter ciptaan penulis dan pembuat film. Jadi, jangan berharap ada komunitas vampire abadi dengan para tetua yang memimpin di markas rahasia seperti yang kita saksikan di film Blade atau underworld.
Namun, seperti yang sudah saya katakan di atas. Pada masa modern ini, ada sekelompok orang yang percaya kalau mereka adalah vampire, namun dengan definisi yang berbeda. Identifikasi ini bisa muncul karena mereka memiliki satu atau lebih ciri vampire Holywood, seperti takut dengan sinar matahari atau meminum darah.
Jadi, saya akan mengajak anda untuk melihat sedikit mengenai kelompok-kelompok ini dan klaim yang mereka ajukan.
Vampire gaya hidup
Mereka yang termasuk ke dalam vampire jenis ini adalah mereka yang tertarik dengan gaya hidup vampire yang mereka saksikan di film-film. Tapi, bukan cuma sekedar mengidolakan, mereka bahkan benar-benar berkomitmen untuk menjalani kehidupan sebagai vampire. mereka akan berdandan ala Gothic dan menaruh bedak putih di wajah. Mereka juga membentuk klan-klan vampire seperti di film. Namun golongan ini mengaku kalau mereka tidak memiliki kekuatan supranatural ataupun meminum darah.
Vampire Sanguine
Sanguine berarti merah darah. Vampire jenis ini adalah vampire gaya hidup yang bertindak lebih jauh dengan meminum darah manusia. Tidak berarti harus meminum satu gelas darah. Biasanya mereka hanya menambahkan beberapa tetes darah ke dalam minuman mereka. Kadang, mereka bahkan bisa menemukan sukarelawan yang rela tangannya dilukai supaya darahnya bisa dihisap. Beberapa vampire sanguine ini akhirnya menjadi kecanduan akan darah sehingga mereka akan terus menerus mencari darah manusia untuk diminum.
Ini wajar, karena ketika seseorang meminum darah, ia dapat terkena sebuah penyakit yang disebut Reinfeld's Syndrome (Vampiric syndrome). Penyakit ini disebabkan oleh kebiasaan meminum darah dalam jumlah yang berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya reaksi kimia di dalam tubuh yang menyebabkan kecanduan.
Mereka yang meminum darah ini biasanya juga percaya kalau darah akan memberikan kepada mereka kekuatan dan energi yang luar biasa. Praktek ini juga bisa ditemukan di suku-suku terasing seperti suku Maasai dari Afrika. Suku Mongolia masa Genghis Khan juga biasa mencampurkan susu mereka dengan darah yang dipercaya bisa meningkatkan keberanian dan kekuatan.
Vampire Psikopat
Jika kita hanya membatasi definisi vampire dengan makhluk yang meminum darah, maka beberapa pembunuh berantai layak mendapatkan julukan sebagai Vampire. Pada awal abad 20, Peter Kurten melakukan 9 pembunuhan dan 7 percobaan pembunuhan. Ia disebut mencapai orgasme seksual ketika melihat darah korbannya dan kadang malah suka menjilatinya. Karena itu Peter Kurten mendapat julukan "The Vampire of Dussledorf".
Richard Trenton Chase, pembunuh lainnya, juga mendapat julukan yang mirip, "The Vampire of Sacramento". Ia membunuh 6 orang dan meminum darah mereka.
Namun yang paling luar biasa mungkin adalah Manuela Ruda dan suaminya, Daniel, yang berasal dari Jerman.
Mereka membunuh seorang pria bernama Frank Hagen yang berusia 33 tahun di bawah sebuah banner yang bertuliskan kalimat "When Satan Lives". Lalu, pasangan itu meminum darah korbannya dan berhubungan seks di dalam peti mati.
Ketika di pengadilan, Ruda bersaksi:
"Kami bertemu banyak orang yang menawarkan darah mereka untuk kami minum. Di London, kami berhubungan dengan banyak vampire. Kami meminum darah dari orang-orang hidup. Saya punya taring hewan yang saya tanam di dalam mulut supaya lebih gampang menggigit. Lalu, saya menajamkan gigi saya yang lain. Kami mempelajari urat nadi mana yang harus digigit dan kami tidur di kuburan. Pernah suatu hari kami menggali sebuah kuburan dan tidur di dalamnya hanya untuk mengetahui bagaimana rasanya. Selama 2,5 tahun terakhir ini, saya memiliki setan di dalam jiwa saya." Pasangan ini juga percaya kalau mereka akan bereinkarnasi sebagai Vampire. Mereka biasa mengorbankan kambing dan ayam sebelum mereka meningkatkannya menjadi korban manusia.
Kedengarannya sangat vampire, atau vampire psikopat. Tapi, dari kesaksiannya kita tahu kalau pasangan ini telah menciptakan karakternya sendiri. Mereka tidak lahir dengan gigi taring dan keinginan untuk meminum darah. Mereka mengakui kalau mulai tertarik dengan vampirisme ketika ia berhubungan dengan setan.
Psychic Vampire (Vampire paranormal)
Vampire jenis ini sering disebut Pranic Vampire. Mereka juga berasal dari vampire gaya hidup, namun dengan suatu alasan batiniah perlu mendapatkan energi dari sumber luar dan mereka mengklaim punya kemampuan untuk menghisap energi dari orang yang ada di sekelilingnya. Jika orang-orang berkumpul dengan vampire jenis ini di dalam suatu ruangan, maka orang-orang di dalam ruangan itu akan merasa lemah karena energi mereka dimakan oleh vampire paranormal.
Entahkah fenomena ini nyata atau tidak, sukar membuktikannya. Namun, para vampire jenis ini mengakui kalau mereka memiliki teknik tersendiri untuk memangsa energi orang lain.
Vampire Karena Penyakit
Seperti yang sudah saya katakan di atas. Dalam masa modern ini, seseorang bisa disebut sebagai vampire karena ia memiliki satu atau lebih karakter vampire Holywood. Ini salah satu contohnya.
Vampire jenis ini adalah manusia yang terkena penyakit langka yang disebut Porphyria. Penyakit ini menyebabkan tubuh manusia mengalami ketidakteraturan produksi Heme, sebuah pigmen yang kaya akan zat besi di dalam darah, sehingga yang bersangkutan akan menjadi sensitif terhadap ultraviolet atau cahaya matahari. Jika terkena cahaya matahari sedikit saja, kulit orang tersebut akan menjadi rusak. Bibir dan gigi mereka akan menjadi lebih merah sehingga terlihat seperti hewan. Dalam kasus yang berat, hidung dan jari tangan yang bersangkutan bahkan bisa lepas dengan sendirinya. .
Karena itu, penderita penyakit ini akan mengindari sinar matahari dan hanya keluar pada malam hari.
Akibat kelainan ini, secara alamiah, mekanisme tubuh akan membuat penderita penyakit ini menjadi lebih berbulu untuk melindungi kulit dari sinar matahari. Dr.David Dolphin dari University of British Columbia percaya kalau penderita penyakit ini telah menginspirasi legenda vampire dan werewolf.
Bahkan, penyakit ini juga bisa dihubungkan dengan bawang putih. Menurut Dr.Dolphin, bawang putih memiliki kandungan kimia yang bisa memperparah penyakit ini. Ini menyebabkan penderita Porphyria pasti akan menjauhi bawang putih.
Porphyria diperkirakan menyerang 1 dari setiap 200.000 penduduk dan masih tidak ada obatnya. Jika ada 6 milyar penduduk, maka itu berarti ada sekitar 30.000 penderita porphyria di dunia.
Selain karena Porphyria, ada website vampire lainnya yang mengklaim kalau vampire adalah mereka yang terjangkit dengan retrovirus, sebuah virus RNA yang mereplikasi diri di dalam sel induk via enzim tertentu untuk menghasilkan DNA dari genom RNAnya.
Para vampire golongan ini percaya kalau retrovirus ini telah membuat mereka menjadi lebih kuat, lebih tahan sakit, insting yang lebih baik dan lebih cepat bergerak. Mereka juga mengakui kalau mereka selalu merasa kekurangan darah sehingga mereka juga memerlukan konsumsi darah dari luar.
Namun, teori ini masih belum dibuktikan secara sains karena saat ini hanya ada tiga jenis retrovirus yang dikenal bisa menginfeksi manusia (salah satunya adalah HIV). Retrovirus yang menyebabkan vampirisme tidak atau belum pernah ditemukan sama sekali.
Penutup
Sebenarnya, saya mendapatkan beberapa belas pertanyaan mengenai vampire. Tapi sebagian besar pertanyaan tersebut berdasarkan atas anggapan kalau vampire masa modern sama persis dengan vampire Holywood. Saya rasa, soal ini sudah saya jawab di atas. Vampire masa modern adalah manusia juga yang karena alasan tertentu memiliki satu atau lebih karakteristik vampire Holywood.
Untuk vampire jenis ini, ya, mereka ada dan hidup seperti layaknya manusia biasa. Tentu saja dengan sedikit perbedaan dalam kebiasaan.
0 komentar:
Posting Komentar